Industri pariwisata global semakin menaruh perhatian pada isu keberlanjutan. Konsep sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan kini bukan lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan mendesak untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kelestarian lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat lokal. Agen perjalanan memiliki peran strategis dalam mewujudkan hal ini karena merekalah yang berhubungan langsung dengan wisatawan sekaligus menjadi penghubung ke berbagai destinasi.
Di kalangan pelaku pariwisata, istilah seperti bejo69 kadang dipakai secara santai untuk menyebut agen yang cukup beruntung karena sudah lebih dulu menyiapkan strategi keberlanjutan. Mereka biasanya lebih cepat mendapatkan kepercayaan wisatawan yang kini semakin peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan dari perjalanan mereka.
1. Edukasi Wisatawan tentang Pariwisata Berkelanjutan
Salah satu cara agen perjalanan bisa berkontribusi adalah dengan memberikan edukasi kepada wisatawan. Edukasi ini bisa berupa informasi mengenai pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menjaga kebersihan destinasi, atau menghargai budaya lokal.
Agen juga dapat menambahkan panduan praktis dalam setiap paket wisata, misalnya tips hemat energi, aturan konservasi, hingga larangan yang harus dipatuhi di kawasan sensitif. Dengan demikian, wisatawan ikut serta menjadi bagian dari gerakan keberlanjutan.
2. Menawarkan Paket Wisata Ramah Lingkungan
Agen perjalanan dapat mendesain produk yang ramah lingkungan, seperti tur dengan kendaraan hemat energi, kegiatan penanaman pohon, atau kunjungan ke destinasi yang sudah menerapkan prinsip eco-tourism.
Selain menarik bagi wisatawan yang peduli lingkungan, paket semacam ini juga mendukung citra positif agen sebagai penyedia layanan yang bertanggung jawab.
3. Mendukung Ekonomi Lokal
Pariwisata berkelanjutan juga berarti memberi manfaat langsung kepada masyarakat sekitar. Agen bisa berkolaborasi dengan UMKM, pengrajin, hingga pemandu lokal untuk menciptakan paket wisata yang autentik sekaligus mendukung ekonomi daerah.
Dengan begitu, wisatawan mendapat pengalaman unik, sementara masyarakat lokal mendapatkan keuntungan ekonomi yang adil.
4. Mengurangi Jejak Karbon dalam Perjalanan
Agen perjalanan dapat berperan dalam mengurangi jejak karbon wisatawan, misalnya dengan menyarankan transportasi ramah lingkungan, menyediakan opsi carbon offset, atau mempromosikan perjalanan jarak dekat (domestic travel) yang lebih ramah iklim.
Selain itu, agen juga bisa memanfaatkan teknologi digital untuk mengurangi penggunaan kertas, seperti e-ticket atau aplikasi mobile.
5. Kolaborasi dengan Destinasi dan Hotel Ramah Lingkungan
Kerja sama dengan destinasi atau hotel yang sudah memiliki sertifikasi ramah lingkungan akan menambah nilai jual bagi agen. Dengan memilih mitra yang peduli pada prinsip keberlanjutan, agen bisa memastikan bahwa seluruh rantai perjalanan mendukung misi yang sama.
6. Transparansi Informasi kepada Wisatawan
Agen perlu transparan dalam menyampaikan informasi tentang dampak perjalanan, biaya keberlanjutan, atau aturan khusus di destinasi. Wisatawan yang sadar lingkungan biasanya menghargai kejujuran ini, bahkan rela membayar lebih untuk paket wisata yang bertanggung jawab.
7. Pelatihan Internal untuk Staf Agen
Sebelum mengedukasi wisatawan, agen harus memastikan bahwa staf mereka memahami prinsip sustainable tourism. Pelatihan internal mengenai keberlanjutan, pelayanan etis, dan tanggung jawab sosial menjadi langkah penting agar agen bisa konsisten menjalankan misinya.
Dampak Positif Sustainable Tourism bagi Agen Perjalanan
Jika agen perjalanan serius menerapkan prinsip keberlanjutan, beberapa dampak positif yang bisa dirasakan antara lain:
- Meningkatkan kepercayaan pelanggan – Wisatawan lebih memilih agen yang bertanggung jawab.
- Daya saing global – Agen lebih mudah menembus pasar internasional yang semakin peduli isu lingkungan.
- Hubungan jangka panjang – Kolaborasi dengan destinasi lokal menciptakan ekosistem wisata yang lebih stabil.
- Citra positif – Agen dianggap sebagai pelaku bisnis yang peduli masa depan.
Tantangan dalam Menerapkan Sustainable Tourism
Meski penting, menerapkan pariwisata berkelanjutan tidaklah mudah. Agen menghadapi tantangan seperti:
- Biaya operasional tinggi untuk program ramah lingkungan.
- Kurangnya kesadaran wisatawan yang masih lebih fokus pada harga murah.
- Kesulitan mencari mitra yang konsisten menjalankan prinsip keberlanjutan.
- Perubahan regulasi yang terus berkembang dan perlu diikuti.
Strategi Agen untuk Menghadapi Tantangan
- Mulai dari skala kecil – Misalnya mengurangi plastik atau digitalisasi dokumen.
- Gunakan komunikasi kreatif – Edukasi wisatawan dengan cara yang menyenangkan, bukan menggurui.
- Cari mitra strategis – Kerja sama dengan destinasi yang punya komitmen serupa.
- Tawarkan insentif – Wisatawan yang mengikuti aturan ramah lingkungan bisa mendapat bonus pengalaman tambahan.
- Bangun citra jangka panjang – Fokus pada keberlanjutan akan berbuah loyalitas pelanggan.
Masa Depan Agen Perjalanan dalam Sustainable Tourism
Ke depan, pariwisata berkelanjutan diperkirakan akan menjadi standar utama industri. Agen yang lebih dulu beradaptasi akan berada di posisi unggul, bukan hanya dalam menarik wisatawan, tetapi juga dalam membangun kemitraan internasional.
Selain itu, semakin banyak wisatawan milenial dan Gen Z yang menjadikan isu lingkungan sebagai faktor utama dalam memilih destinasi. Agen yang gagal menyesuaikan diri berisiko tertinggal, sementara yang cepat bertransformasi bisa menjadi pemimpin pasar.
Kesimpulan
Sustainable tourism bukan sekadar slogan, melainkan arah masa depan industri pariwisata global. Agen perjalanan memiliki peran besar dalam mengedukasi, mendukung ekonomi lokal, mengurangi jejak karbon, hingga membangun ekosistem wisata yang lebih adil dan bertanggung jawab.
Dengan strategi yang tepat, agen tidak hanya berkontribusi pada keberlanjutan, tetapi juga memperkuat posisi mereka di pasar. Dan seperti yang sering diucapkan secara santai oleh pelaku industri, agen yang lebih cepat beradaptasi biasanya akan lebih bejo69 dalam memetik manfaat dari tren baru ini.
